Minggu, 26 Maret 2017

SEJARAH BAKPAO

Bakpao (Hanzi: 肉包, hanyu pinyin: roubao) merupakan makanan tradisional Tionghoa. Dikenal sebagai bakpao di Indonesia karena diserap dari bahasa Hokkian yang dituturkan mayoritas orang Tionghoa di Indonesia.
Bakpao sendiri berarti harfiah adalah baozi yang berisi daging. Baozi sendiri dapat diisi dengan bahan lainnya seperti daging ayam, sayur-sayuran, serikaya manis, selai kacang kedelai, kacang azuki, kacang hijau,dan sebagainya, sesuai selera. Bakpao yang berisi daging ayam dinamakan kehpao.
Kulit bakpao dibuat dari adonan tepung terigu yang setelah diberikan isian, lalu dikukus sampai mengembang dan matang. Pao itu berati “bungkusan”, Bakpao berarti “Bungkusan-bak” , bak itu artinya daging.
Untuk membedakan bakpao tanpa daging (vegetarian) dari bakpao berdaging biasanya di atas bakpao diberi titikan warna.
Sejarah/Legenda Bakpao
Sejarah Bakpao sendiri berasal dari salah satu bagian kecil dari roman terbaik sepanjang masa, Sānguó Yǎnyì. Zhuge Liang (181 – 234) adalah salah satu ahli strategis terbaik China, juga sebagai perdana menteri, insinyur, ilmuwan, dan penemu legendaris bakpao.
Image result for SEJARAH BAKPAO
Cerita ini berawal pada zaman tiga negara (sam kok) ketika terjadi pemberontakan besar-besaran di daerah selatan Tiongkok, perdana menteri Tiongkok saat itu, Zhuge Liang meminta izin kepada kaisarnya, Liu Chan untuk menumpas pemberontakan di selatan itu, terkenal dengan sebutan ‘The Southern Campaign’ – Suku selatan itu disebut juga ‘Nanman’ atau ‘orang barbar dari selatan’. Raja di daerah selatan yang memberontak itu bernama Meng Huo.
Tak lama setelah Liang sampai di daerah selatan itu, Liang sudah mengalahkan Meng Huo 7 kali dan membebaskan 7 kali juga, dimana pada saat pembebasan ketujuhnya Meng Huo akhirnya menyerah dan berjanji tidak akan memberontak lagi kepada Shu Guo (saat itu belum ada sebutan Zhong Guo karena Tiongkok masih terpecah menjadi tiga negara: Shu, Wu, Wei).
Setiap kali membebaskan Meng Huo, Zhuge Liang selalu ditentang oleh jenderal-jenderalnya: “ Kenapa dia dibebaskan ? Bagaimana jika dia memberontak lagi? ”, Liang dengan tenang menjawab: “ Aku dengan mudah dapat menangkapnya kembali semudah mengeluarkan tanganku dari saku. Kini aku sedang mengalahkan hatinya ”
Zhuge Liang tahu jika Meng Huo ditangkap dan dibunuh, akan ada pengganti Meng Huo lainnya dan memberontak ke Shu, karena itu dia pikir lebih baik membuat pemimpin daerah selatan yang berpengaruh ini berpihak kepadanya dan Meng Huo bisa memimpin daerah selatan untuk setia kepada Shu.
Pada peperangan yang terakhir, yang ketujuh kalinya, Zhuge Liang membuat Meng Huo masuk ke lembah yang dikelilingi pegunungan. Dilembah itu Liang menaruh kereta pengangkut makanan. Ketika melihat kereta itu, Meng Huo langsung tertarik dan memimpin pasukannya masuk ke lembah itu.
Setelah pasukan Meng Huo mendekati kereta pengangkut makanan itu, ternyata kereta itu tidak berisi makanan melainkan bubuk mesiu! Langsung saja pasukan Shu yang sudah menunggu di kaki gunung memanah kereta-kereta yang penuh bubuk mesiu itu dengan panah api. Terjadi ledakan besar-besaran di lembah itu, dan dalam sekejap lembah itu menjadi lautan api yang menewaskan hampir semua pasukan Meng Huo.
Kemenangan ini tidak membuat Liang senang, ia hanya agak menyesali: “Jasaku sangat besar kepada negara, namun dosaku juga sangat besar kepada Langit(Tian/Tuhan); semoga Langit berkenan mengampuniku karena aku hanya menjalankan kewajiban menjaga keamanan negara.” Setelah kejadian ini, Meng Huo kembali ditangkap pasukan Liang.
Ketika Liang menemui Meng Huo, ia langsung melepaskan ikatan tali Meng Huo dan berkata: “ Silahkan anda pergi lagi dan mempersiapkan pasukan baru anda untuk bertarung kembali ”. Mendengar itu Meng Huo terharu dan berkata: “ Tujuh kali tertangkap, tujuh kali juga dibebaskan! Kejadian seperti ini seharusnya tidak pernah dan tidak akan terjadi!! Meskipun aku tidak punya adat istiadat, aku masih punya upacara keagamaan yang masih menjunjung etika. Tidak, aku tidak sehina itu! ” Setelah kejadian ini, suku selatan tidak pernah memberontak lagi kepada Shu.
Ketika dalam perjalanan akan kembali ke Cheng Du (ibu kota Shu), Zhuge Liang harus melewati sungai besar. Di sungai itu Liang tertahan karena selalu saja ada gelombang besar dan badai ketika pasukan Shu akan menyeberang. Zhuge Liang kemudian meminta pendapat Meng Huo yang ikut mengantar Liang dan Meng Huo berkata: “Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati sungai itu harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh sungai ”
Karena Liang tidak mau membuat pertumpahan darah lagi, ia membuat kue yang menyerupai kepala manusia: bulat namun rata didasarnya, dan kue ini disebut bakpao (baozi).
Image result for SEJARAH BAKPAO
Sekarang, meskipun banyak yang tidak mengetahui asal usulnya, bakpao telah populer di seluruh dunia sebagai salah satu makanan tradisional Cina. Posisi bakpao bahkan sanggup menggantikan nasi seperti yang terlihat pada film Shaolin.
Bakpao (Hanzi: 肉包, hanyu pinyin: roubao) merupakan makanan tradisional Tionghoa. Dikenal sebagai bakpao di Indonesia karena diserap dari bahasa Hokkian yang dituturkan mayoritas orang Tionghoa di Indonesia.
Bakpao sendiri berarti harfiah adalah baozi yang berisi daging. Baozi sendiri dapat diisi dengan bahan lainnya seperti daging ayam, sayur-sayuran, serikaya manis, selai kacang kedelai, kacang azuki, kacang hijau,dan sebagainya, sesuai selera. Bakpao yang berisi daging ayam dinamakan kehpao.
Kulit bakpao dibuat dari adonan tepung terigu yang setelah diberikan isian, lalu dikukus sampai mengembang dan matang. Pao itu berati “bungkusan”, Bakpao berarti “Bungkusan-bak” , bak itu artinya daging.
Untuk membedakan bakpao tanpa daging (vegetarian) dari bakpao berdaging biasanya di atas bakpao diberi titikan warna.
Sejarah/Legenda Bakpao
Sejarah Bakpao sendiri berasal dari salah satu bagian kecil dari roman terbaik sepanjang masa, Sānguó Yǎnyì. Zhuge Liang (181 – 234) adalah salah satu ahli strategis terbaik China, juga sebagai perdana menteri, insinyur, ilmuwan, dan penemu legendaris bakpao.
Image result for SEJARAH BAKPAO
Cerita ini berawal pada zaman tiga negara (sam kok) ketika terjadi pemberontakan besar-besaran di daerah selatan Tiongkok, perdana menteri Tiongkok saat itu, Zhuge Liang meminta izin kepada kaisarnya, Liu Chan untuk menumpas pemberontakan di selatan itu, terkenal dengan sebutan ‘The Southern Campaign’ – Suku selatan itu disebut juga ‘Nanman’ atau ‘orang barbar dari selatan’. Raja di daerah selatan yang memberontak itu bernama Meng Huo.
Tak lama setelah Liang sampai di daerah selatan itu, Liang sudah mengalahkan Meng Huo 7 kali dan membebaskan 7 kali juga, dimana pada saat pembebasan ketujuhnya Meng Huo akhirnya menyerah dan berjanji tidak akan memberontak lagi kepada Shu Guo (saat itu belum ada sebutan Zhong Guo karena Tiongkok masih terpecah menjadi tiga negara: Shu, Wu, Wei).
Setiap kali membebaskan Meng Huo, Zhuge Liang selalu ditentang oleh jenderal-jenderalnya: “ Kenapa dia dibebaskan ? Bagaimana jika dia memberontak lagi? ”, Liang dengan tenang menjawab: “ Aku dengan mudah dapat menangkapnya kembali semudah mengeluarkan tanganku dari saku. Kini aku sedang mengalahkan hatinya ”
Zhuge Liang tahu jika Meng Huo ditangkap dan dibunuh, akan ada pengganti Meng Huo lainnya dan memberontak ke Shu, karena itu dia pikir lebih baik membuat pemimpin daerah selatan yang berpengaruh ini berpihak kepadanya dan Meng Huo bisa memimpin daerah selatan untuk setia kepada Shu.
Pada peperangan yang terakhir, yang ketujuh kalinya, Zhuge Liang membuat Meng Huo masuk ke lembah yang dikelilingi pegunungan. Dilembah itu Liang menaruh kereta pengangkut makanan. Ketika melihat kereta itu, Meng Huo langsung tertarik dan memimpin pasukannya masuk ke lembah itu.
Setelah pasukan Meng Huo mendekati kereta pengangkut makanan itu, ternyata kereta itu tidak berisi makanan melainkan bubuk mesiu! Langsung saja pasukan Shu yang sudah menunggu di kaki gunung memanah kereta-kereta yang penuh bubuk mesiu itu dengan panah api. Terjadi ledakan besar-besaran di lembah itu, dan dalam sekejap lembah itu menjadi lautan api yang menewaskan hampir semua pasukan Meng Huo.
Kemenangan ini tidak membuat Liang senang, ia hanya agak menyesali: “Jasaku sangat besar kepada negara, namun dosaku juga sangat besar kepada Langit(Tian/Tuhan); semoga Langit berkenan mengampuniku karena aku hanya menjalankan kewajiban menjaga keamanan negara.” Setelah kejadian ini, Meng Huo kembali ditangkap pasukan Liang.
Ketika Liang menemui Meng Huo, ia langsung melepaskan ikatan tali Meng Huo dan berkata: “ Silahkan anda pergi lagi dan mempersiapkan pasukan baru anda untuk bertarung kembali ”. Mendengar itu Meng Huo terharu dan berkata: “ Tujuh kali tertangkap, tujuh kali juga dibebaskan! Kejadian seperti ini seharusnya tidak pernah dan tidak akan terjadi!! Meskipun aku tidak punya adat istiadat, aku masih punya upacara keagamaan yang masih menjunjung etika. Tidak, aku tidak sehina itu! ” Setelah kejadian ini, suku selatan tidak pernah memberontak lagi kepada Shu.
Ketika dalam perjalanan akan kembali ke Cheng Du (ibu kota Shu), Zhuge Liang harus melewati sungai besar. Di sungai itu Liang tertahan karena selalu saja ada gelombang besar dan badai ketika pasukan Shu akan menyeberang. Zhuge Liang kemudian meminta pendapat Meng Huo yang ikut mengantar Liang dan Meng Huo berkata: “Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati sungai itu harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh sungai ”
Karena Liang tidak mau membuat pertumpahan darah lagi, ia membuat kue yang menyerupai kepala manusia: bulat namun rata didasarnya, dan kue ini disebut bakpao (baozi).
Image result for SEJARAH BAKPAO
Sekarang, meskipun banyak yang tidak mengetahui asal usulnya, bakpao telah populer di seluruh dunia sebagai salah satu makanan tradisional Cina. Posisi bakpao bahkan sanggup menggantikan nasi seperti yang terlihat pada film Shaolin.

SEJARAH PASTA

SEJARAH PASTA



Sejarah
Pasta. Setiap mendengar kata ini yang terbayang dalam pikiran kita adalah spaghetti, makaroni, fethucini dan pasta-pasta lainnya. Namun, tahukah kita apa itu pasta sebenarnya? Pasta adalah makanan tradisional Italia. Namanya juga diambil dari perkataan Itali iaitu 'Paste' dan ada disebut juga pastasciutta

Pembuatan Pasta


Pasta dibuat dari tepung semolina yang merupakan hasil gilingan biji gandum durum dicampur telur sehingga sedikit berwarna kuning cerah, dan bila dimasak dengan betul akan menghasilkan tekstur sedikit kenyal. Pasta buatan Amerika sering dibuat dari campuran tepung terigu Farina dan Semolina, sehingga mempunyai tekstur yang lebih lembut untuk dijadikan hidangan seperti kaserol.

Di Italia, pasta biasanya dijual di dalam kemasan dalam bentuk kering. Pasta kering dibuat di pabrik dengan menggunakan mesin ekstrusi yang mendorong keluar adunan pasta melalui lubang-lubang saringan. Bentuk-bentuk pasta yang lain diperoleh dengan menggiling adunan pasta menjadi lembaran yang kemudian dipotong-potong atau dicetak.

Pasta segar buatan sendiri dan restoran dibentuk dengan tangan beberapa saat sebelum pasta direbus. Pasta segar memerlukan waktu masak yang singkat, namun pasta segar tidak tahan lama disimpan kerana memiliki kadar air yang tinggi. Pasta kering bisa tahan lama disimpan hingga 3 tahun atau lebih kerana hanya memiliki kandungan air sebanyak 10%. Pasta yang sudah dimasak dan tinggal dipanaskan dengan oven microwave juga sering dijumpai di bahagian makanan beku di pasaraya.

Aslinya, pasta terbuat dari durum, atau tepung semolina yang dicampur dengan telur dan air, dibentuk menjadi mi dan dimasak menggunakan bumbu sos sebelum akhirnya dihidangkan untuk dinikmati.

Namun, di luar yang kita kenal, pasta ternyata banyak jenisnya. Tidak hanya bentuk dan ukuran, pasta juga dipilih berdasar bahan pembuatnya dan rasanya juga, ada pasta kering dan basah, serta segar. Semuanya punyai keunggulan masing-masing. Jika pasta kering lebih tahan lama, pasta basah atau segar lebih enak rasanya.

Ukuran
Ada ratusan ukuran dan bentuk pasta. Ada yang berbentuk panjang seperti yang kita ketahui, atau berbentuk makaroni, hingga seukuran beras. Beberapa jenis pasta juga diberi nama berdasar bentuknya. Pasta linguine, misalnya, merujuk pada bentuknya yang mirip lidah tapi kecil ukurannya; ouscous, adalah pasta yang dibuat mirip kita membuat cendol; dan gnocchi iaitu pasta yang terbuat dari kentang.

Rasa dan warna
Pasta juga dipilih berdasarkan warna dan rasa. Yang paling terkenal adalah pasta hijau, yang dibuat dengan mencampurkan ekstrak bayam, pasta merah dengan mencampur tomato dalam pembuatannya, dan pasta hitam yang dibuat dengan mencampurkan 'tinta' cumi-cumi. Ada juga pasta yang dibuat dengan mencampurkan jalapeno, paprika hijau khas Mexico hingga pasta jamur.

Bentuk dan perisanya
Pasta adalah makanan olahan daripada tepung gandum dan air. Telur, garam dan pati sayuran juga turut dimasukkan ke dalam adunan tepung pasta. Tepung ini akan dibentuk dengan pelbagai bentuk, maka timbullah nama seperti makaroni, angel hair, elbow, bow, spageti dan beratus-ratus lagi bentuk dan perisa.  

SEJARAH PASTA



Sejarah
Pasta. Setiap mendengar kata ini yang terbayang dalam pikiran kita adalah spaghetti, makaroni, fethucini dan pasta-pasta lainnya. Namun, tahukah kita apa itu pasta sebenarnya? Pasta adalah makanan tradisional Italia. Namanya juga diambil dari perkataan Itali iaitu 'Paste' dan ada disebut juga pastasciutta

Pembuatan Pasta


Pasta dibuat dari tepung semolina yang merupakan hasil gilingan biji gandum durum dicampur telur sehingga sedikit berwarna kuning cerah, dan bila dimasak dengan betul akan menghasilkan tekstur sedikit kenyal. Pasta buatan Amerika sering dibuat dari campuran tepung terigu Farina dan Semolina, sehingga mempunyai tekstur yang lebih lembut untuk dijadikan hidangan seperti kaserol.

Di Italia, pasta biasanya dijual di dalam kemasan dalam bentuk kering. Pasta kering dibuat di pabrik dengan menggunakan mesin ekstrusi yang mendorong keluar adunan pasta melalui lubang-lubang saringan. Bentuk-bentuk pasta yang lain diperoleh dengan menggiling adunan pasta menjadi lembaran yang kemudian dipotong-potong atau dicetak.

Pasta segar buatan sendiri dan restoran dibentuk dengan tangan beberapa saat sebelum pasta direbus. Pasta segar memerlukan waktu masak yang singkat, namun pasta segar tidak tahan lama disimpan kerana memiliki kadar air yang tinggi. Pasta kering bisa tahan lama disimpan hingga 3 tahun atau lebih kerana hanya memiliki kandungan air sebanyak 10%. Pasta yang sudah dimasak dan tinggal dipanaskan dengan oven microwave juga sering dijumpai di bahagian makanan beku di pasaraya.

Aslinya, pasta terbuat dari durum, atau tepung semolina yang dicampur dengan telur dan air, dibentuk menjadi mi dan dimasak menggunakan bumbu sos sebelum akhirnya dihidangkan untuk dinikmati.

Namun, di luar yang kita kenal, pasta ternyata banyak jenisnya. Tidak hanya bentuk dan ukuran, pasta juga dipilih berdasar bahan pembuatnya dan rasanya juga, ada pasta kering dan basah, serta segar. Semuanya punyai keunggulan masing-masing. Jika pasta kering lebih tahan lama, pasta basah atau segar lebih enak rasanya.

Ukuran
Ada ratusan ukuran dan bentuk pasta. Ada yang berbentuk panjang seperti yang kita ketahui, atau berbentuk makaroni, hingga seukuran beras. Beberapa jenis pasta juga diberi nama berdasar bentuknya. Pasta linguine, misalnya, merujuk pada bentuknya yang mirip lidah tapi kecil ukurannya; ouscous, adalah pasta yang dibuat mirip kita membuat cendol; dan gnocchi iaitu pasta yang terbuat dari kentang.

Rasa dan warna
Pasta juga dipilih berdasarkan warna dan rasa. Yang paling terkenal adalah pasta hijau, yang dibuat dengan mencampurkan ekstrak bayam, pasta merah dengan mencampur tomato dalam pembuatannya, dan pasta hitam yang dibuat dengan mencampurkan 'tinta' cumi-cumi. Ada juga pasta yang dibuat dengan mencampurkan jalapeno, paprika hijau khas Mexico hingga pasta jamur.

Bentuk dan perisanya
Pasta adalah makanan olahan daripada tepung gandum dan air. Telur, garam dan pati sayuran juga turut dimasukkan ke dalam adunan tepung pasta. Tepung ini akan dibentuk dengan pelbagai bentuk, maka timbullah nama seperti makaroni, angel hair, elbow, bow, spageti dan beratus-ratus lagi bentuk dan perisa.  

SEJARAH PIZZA

PIZZA

Pizza adalah sejenis roti bundar, pipih yang dipanggang di oven dan biasanya disiram saus tomat serta keju dengan makanan tambahan lainnya yang bisa dipilih. Keju yang dipakai biasanya mozzarella atau "keju pizza".

Jenis makanan lain juga dapat ditaruh di atas pizza, biasanya daging dan saus, seperti salami dan pepperoni, ham, bacon, buah seperti nanas dan zaitun, sayuran seperti cabe dan paprika, dan juga bawang bombay, jamur dan lain lain.
Image result for PIZZA


Rotinya biasanya roti biasa namun bisa diberi rasa tambahan dengan mentega, bawang putih, tanaman obat, atau wijen. Pizza biasanya dimakan selagi panas (biasanya makan siang dan malam), tetapi kalau ada lebih dingin pun dapat juga dimakan, biasanya pada sarapan pagi atau dalam piknik.

Pizza dimakan di restoran dan dibeli di pasar grosir atau supermarket; di banyak negara, pizza dapat dipesan melalui telepon dan akhir-akhir ini melalui web untuk diantar, panas dan siap untuk dimakan di rumah.

Kata "pizza" diambil dari bahasa Italia pizza (Alfabet Fonetik Internasional / International Phonetic Alphabet, IPA: [ˈpiːtsə]), biasanya berarti "phai, kue, tart". Banyak yang salah mengira bahwa pizza berasal dari kata Italia yang berarti phai (pie).

Pizza Italia
Pizza asli asal Italia yang rasanya enak bisa ditemui di Pizzeria (yaitu toko Pizza) yang tiap porsi berdiameter kira-kira 30 cm atau lebih, tetapi adonannya telah ditarik tipis. Salah satu rahasia keenakan Pizza Italia adalah dipanggang di dalam oven tradisional dengan bara api, karena jika dipanggang dengan oven listrik umumnya adonan pizza tipis akan menjadi keras.


Related image

Latar belakang
Pizza telah dikenal oleh masyarakat zaman kuno yang tentunya berbentuk lain dengan pizza zaman sekarang. Makanan ini berasal dari makanan si miskin yang dibuat dengan bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapatkan seperti: tepung terigu, minyak, garam dan ragi.

Pizza yang kita kenal sekarang lahir sekitar tahun 1600 yang pada saat itu pizza tidak ada saus tomat di atasnya. Kemudian pada tahun 1800-an Pizza dengan saus tomat dibawa oleh imigran Italia yang umumnya berasal dari Napoli ke New York, Amerika Serikat. Pada periode itu juga di Napoli, Italia muncul "Perkawinan Bersejarah" Pizza yang ditaburi Mozzarella. Seorang pembuat pizza, Raffaele Esposito dan istrinya menyiapkan sebuah pizza untuk dipersembahkan pada Ratu Margherita Savoia, istri Kaisar Italia Umberto I. Yang dibuat atas permintaan Yang Mulia. Sebuah Pizza yang melambangkan Bendera Italia: Merah yaitu saus tomat, putih yaitu mozzarella dan hijau yaitu daun basil. Dikarenakan Sang Ratu begitu suka dengan cita rasa pizza sederhana ini maka dinamakan Pizza Margherita
PIZZA

Pizza adalah sejenis roti bundar, pipih yang dipanggang di oven dan biasanya disiram saus tomat serta keju dengan makanan tambahan lainnya yang bisa dipilih. Keju yang dipakai biasanya mozzarella atau "keju pizza".

Jenis makanan lain juga dapat ditaruh di atas pizza, biasanya daging dan saus, seperti salami dan pepperoni, ham, bacon, buah seperti nanas dan zaitun, sayuran seperti cabe dan paprika, dan juga bawang bombay, jamur dan lain lain.
Image result for PIZZA


Rotinya biasanya roti biasa namun bisa diberi rasa tambahan dengan mentega, bawang putih, tanaman obat, atau wijen. Pizza biasanya dimakan selagi panas (biasanya makan siang dan malam), tetapi kalau ada lebih dingin pun dapat juga dimakan, biasanya pada sarapan pagi atau dalam piknik.

Pizza dimakan di restoran dan dibeli di pasar grosir atau supermarket; di banyak negara, pizza dapat dipesan melalui telepon dan akhir-akhir ini melalui web untuk diantar, panas dan siap untuk dimakan di rumah.

Kata "pizza" diambil dari bahasa Italia pizza (Alfabet Fonetik Internasional / International Phonetic Alphabet, IPA: [ˈpiːtsə]), biasanya berarti "phai, kue, tart". Banyak yang salah mengira bahwa pizza berasal dari kata Italia yang berarti phai (pie).

Pizza Italia
Pizza asli asal Italia yang rasanya enak bisa ditemui di Pizzeria (yaitu toko Pizza) yang tiap porsi berdiameter kira-kira 30 cm atau lebih, tetapi adonannya telah ditarik tipis. Salah satu rahasia keenakan Pizza Italia adalah dipanggang di dalam oven tradisional dengan bara api, karena jika dipanggang dengan oven listrik umumnya adonan pizza tipis akan menjadi keras.


Related image

Latar belakang
Pizza telah dikenal oleh masyarakat zaman kuno yang tentunya berbentuk lain dengan pizza zaman sekarang. Makanan ini berasal dari makanan si miskin yang dibuat dengan bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapatkan seperti: tepung terigu, minyak, garam dan ragi.

Pizza yang kita kenal sekarang lahir sekitar tahun 1600 yang pada saat itu pizza tidak ada saus tomat di atasnya. Kemudian pada tahun 1800-an Pizza dengan saus tomat dibawa oleh imigran Italia yang umumnya berasal dari Napoli ke New York, Amerika Serikat. Pada periode itu juga di Napoli, Italia muncul "Perkawinan Bersejarah" Pizza yang ditaburi Mozzarella. Seorang pembuat pizza, Raffaele Esposito dan istrinya menyiapkan sebuah pizza untuk dipersembahkan pada Ratu Margherita Savoia, istri Kaisar Italia Umberto I. Yang dibuat atas permintaan Yang Mulia. Sebuah Pizza yang melambangkan Bendera Italia: Merah yaitu saus tomat, putih yaitu mozzarella dan hijau yaitu daun basil. Dikarenakan Sang Ratu begitu suka dengan cita rasa pizza sederhana ini maka dinamakan Pizza Margherita

SEJARAH NATTO

NATTO

Nattō (納豆 ) adalah masakan Jepang yang terbuat dari kedelai kukus yang difermentasikan dengan bacillus subtilis. Biasanya orang Jepang memakannya sebagai sarapan. Warnanya kecokelatan dan lengket, aromanya pun sangat tajam. Beberapa orang yang tidak biasa dengan aromanya, pasti langsung menolak memakannya. 

Konon, 1000 tahun yang lalu seorang ksatria bernama Minamoto Yoshiie. Dia menemukan dan mencicipi kacang kedelai rebus yang tercecer pada jerami dan sudah terfermentasi (kasihan sekali kelaperan mungkin ya). Lalu sejak tahun 1600-an (akhir periode Edo), natto jadi menu umum di Jepang ketika sarapan pagi.

Manfaat Natto
Meski bentuk dan rasanya super aneh, natto mengandung banyak manfaat. Kaya akan protein karena berasal dari kedelai pilihan, serta mengandung probiotik yang baik untuk pencernaan. Natto memiliki ciri yang sangat unik, aromanya yang kuat, rasanya yang gurih asin, serta teksturnya yang lengket dan lendirnya ini bisa di ulur hingga 6 meter. Wow khan?

Natto mengandung senyawa pyrazine. Pyrazine berfungsi untuk melakukan pembekuan darah. Natto juga mengandung enzim protease yang juga dapat mengurangi pembekuan darah baik oleh fibrinolisis langsung dari pembekuan, dan menghambat plasma protein inhibitor plasminogen aktivator. Enzim ini juga dapat membantu untuk menghindari trombosis, seperti misalnya saat terjadi serangan jantung, emboli paru, atau stroke.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Natto merupakan sumber vitamin K yang sangat tinggi, serta mengandung kalsium yang baik untuk mencegah terjadinya osteoporosis. Tidak hanya itu saja, natto juga sangat baik untuk kesehatan kulit, membantu menjaga kelembaban kulit sehingga tampak awet muda dan sehat.

Cara Pembuatan:
Pengambilan kedelai pilihan dengan tujuan memilih kedelai dengan kualitas terbaik dan yang kedelai buruk dibuang. Selanjutnya kukus kedelai dengan tujuan agar kedelai seteril dan empuk. Dengan mesin pressure cooker yang berkapasitas 150 pounds selama kurang lebih 15 menit dan suhu 100 derajat celcius.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Setelah dikukus, kedelai lalu didinginkan dan selanjutnya dengan menggunakan bakteriNatto Bacillus yang dilarutkan pada air, disiramkan pada kedelai yang sudah dingin.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Kedelai yang sudah diberi bakteri kemudian dipindahkan pada wadah besar. Selanjutnya dikemas pada kotak kecil yang berukuran 50 gram.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Kedelai yang telah dikemas disimpan pada ruangan yang hangat dengan temeatur rata-rata 42C (=108F). Saat fermentasi Natto membutuhkan cukup oksigen dan membutuhkan waktu 2-3 hari untuk proses fermentasinya. Setelah 2-3 hari natto siap dipasarkan.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya

Cara Penyajian:
Nattō biasanya dimakan dengan nasi hangat, dicampur dengan kecap asin. Di Hokkaido dan Tohoku utara, nattō disajikan dengan gula. Nattō juga digunakan untuk makanan lain, misalnya nattō sushi, nattō toast, dalam sup miso, salad, okonomiyaki, dengan spaghetti, untuk isi roti tawar, dimakan dengan taburan daun bawang (loncang) atau digoreng. Nattō yang dikeringkan dapat dimakan sebagai makanan ringan. Selain itu juga ada es krim natto (ga bayangin deh rasanya gimana?).

Ajitsuki Natto (natto ber-rasa)
Kalau rasa original di atas tidak mau coba rasa yang lain. Natto berasa ini mungkin dibuat untuk anak-anak yang tidak suka dengan rasa original, atau karena perkembangan kuliner di Jepang yang kian melesat, maka dibuatlah natto dengan rasa dan bentuk sajian unik.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Ini adalah natto senbei. Semacam kerupuk gitu deh.
Di atas senbei diberi topping natto dan saos kecap yang manis. Harganya 200 yen.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Natto ini ada rasanya, dikemas dalam bentuk stick.
Asyiknya bisa dimasukkan kulkas dan dinikmati dingin juga oke. Harganya 160 yen.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Natto ini dikenal dengan shio natto. 
Natto dengan campuran rumput laut, garam dan malt padi. Harganya 283 yen. 
Bisa langsung dimakan dengan nasi hangat.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Natto kenyal ini berasal dari daerah Akita. 
Disajikan unik, dengan dibungkus jerami. 
Harganya sedikit mahal, yaitu 420 yen.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Ada juga natto yang disajikan ala sushi roll. 
Natto ini banyak dijual di mini market di Jepang, seperti Lawson, Seven Eleven, atau mini stop. 
Harganya 125 yen. 
NATTO

Nattō (納豆 ) adalah masakan Jepang yang terbuat dari kedelai kukus yang difermentasikan dengan bacillus subtilis. Biasanya orang Jepang memakannya sebagai sarapan. Warnanya kecokelatan dan lengket, aromanya pun sangat tajam. Beberapa orang yang tidak biasa dengan aromanya, pasti langsung menolak memakannya. 

Konon, 1000 tahun yang lalu seorang ksatria bernama Minamoto Yoshiie. Dia menemukan dan mencicipi kacang kedelai rebus yang tercecer pada jerami dan sudah terfermentasi (kasihan sekali kelaperan mungkin ya). Lalu sejak tahun 1600-an (akhir periode Edo), natto jadi menu umum di Jepang ketika sarapan pagi.

Manfaat Natto
Meski bentuk dan rasanya super aneh, natto mengandung banyak manfaat. Kaya akan protein karena berasal dari kedelai pilihan, serta mengandung probiotik yang baik untuk pencernaan. Natto memiliki ciri yang sangat unik, aromanya yang kuat, rasanya yang gurih asin, serta teksturnya yang lengket dan lendirnya ini bisa di ulur hingga 6 meter. Wow khan?

Natto mengandung senyawa pyrazine. Pyrazine berfungsi untuk melakukan pembekuan darah. Natto juga mengandung enzim protease yang juga dapat mengurangi pembekuan darah baik oleh fibrinolisis langsung dari pembekuan, dan menghambat plasma protein inhibitor plasminogen aktivator. Enzim ini juga dapat membantu untuk menghindari trombosis, seperti misalnya saat terjadi serangan jantung, emboli paru, atau stroke.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Natto merupakan sumber vitamin K yang sangat tinggi, serta mengandung kalsium yang baik untuk mencegah terjadinya osteoporosis. Tidak hanya itu saja, natto juga sangat baik untuk kesehatan kulit, membantu menjaga kelembaban kulit sehingga tampak awet muda dan sehat.

Cara Pembuatan:
Pengambilan kedelai pilihan dengan tujuan memilih kedelai dengan kualitas terbaik dan yang kedelai buruk dibuang. Selanjutnya kukus kedelai dengan tujuan agar kedelai seteril dan empuk. Dengan mesin pressure cooker yang berkapasitas 150 pounds selama kurang lebih 15 menit dan suhu 100 derajat celcius.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Setelah dikukus, kedelai lalu didinginkan dan selanjutnya dengan menggunakan bakteriNatto Bacillus yang dilarutkan pada air, disiramkan pada kedelai yang sudah dingin.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Kedelai yang sudah diberi bakteri kemudian dipindahkan pada wadah besar. Selanjutnya dikemas pada kotak kecil yang berukuran 50 gram.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Kedelai yang telah dikemas disimpan pada ruangan yang hangat dengan temeatur rata-rata 42C (=108F). Saat fermentasi Natto membutuhkan cukup oksigen dan membutuhkan waktu 2-3 hari untuk proses fermentasinya. Setelah 2-3 hari natto siap dipasarkan.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya

Cara Penyajian:
Nattō biasanya dimakan dengan nasi hangat, dicampur dengan kecap asin. Di Hokkaido dan Tohoku utara, nattō disajikan dengan gula. Nattō juga digunakan untuk makanan lain, misalnya nattō sushi, nattō toast, dalam sup miso, salad, okonomiyaki, dengan spaghetti, untuk isi roti tawar, dimakan dengan taburan daun bawang (loncang) atau digoreng. Nattō yang dikeringkan dapat dimakan sebagai makanan ringan. Selain itu juga ada es krim natto (ga bayangin deh rasanya gimana?).

Ajitsuki Natto (natto ber-rasa)
Kalau rasa original di atas tidak mau coba rasa yang lain. Natto berasa ini mungkin dibuat untuk anak-anak yang tidak suka dengan rasa original, atau karena perkembangan kuliner di Jepang yang kian melesat, maka dibuatlah natto dengan rasa dan bentuk sajian unik.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Ini adalah natto senbei. Semacam kerupuk gitu deh.
Di atas senbei diberi topping natto dan saos kecap yang manis. Harganya 200 yen.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Natto ini ada rasanya, dikemas dalam bentuk stick.
Asyiknya bisa dimasukkan kulkas dan dinikmati dingin juga oke. Harganya 160 yen.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Natto ini dikenal dengan shio natto. 
Natto dengan campuran rumput laut, garam dan malt padi. Harganya 283 yen. 
Bisa langsung dimakan dengan nasi hangat.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Natto kenyal ini berasal dari daerah Akita. 
Disajikan unik, dengan dibungkus jerami. 
Harganya sedikit mahal, yaitu 420 yen.

Asal-Usul Natto Jepang (Makanan yang Lengket itu Lho) dan Cara Pembuatannya
Ada juga natto yang disajikan ala sushi roll. 
Natto ini banyak dijual di mini market di Jepang, seperti Lawson, Seven Eleven, atau mini stop. 
Harganya 125 yen. 

SEJARAH RENDANG

RENDANG
Image result for rendang
Siapa yang tak kenal masakan rendang ? Masakan yang identik dengan masakan Padang ini hampir semua orang suka, dan juga tidak hanya terkenal di Indonesia, tapi sudah di seluruh dunia. Rendang sudah menjadi kuliner khas Indonesia yang terkenal. Lalu bagaimana sejarah rendang padang kuliner khas indonesia yang mendunia ini?
Masakan rendang berasal dari Sumatera, khususnya dari daerah Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan juga hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan menduga, rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16.
Rendang sendiri  memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat,yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
  1. Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari “Niniak Mamak” (para pemimpin Suku adat)
  2. Karambia (kelapa), merupakan lambang “Cadiak Pandai” (kaum Intelektual)
  3. Lado (cabai), merupakan lambang “Alim Ulama” yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
  4. Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap seremoni adat, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.
Rendang adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang kaya. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak. Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat.  Maka tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging. Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging.
Proses memasak ini dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah ‘karamelisasi’. Karena menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang kompleks dan unik khas rempah-rempah Indonesia
Namun, sekarang kita bisa menikmati masakan rendang tanpa harus susah payah mengolah terlebih dahulu, karena sudah banyak yang menjual rendang yang siap disantap. Seperti contohnya hidangan yang disajikan rendang empuk.com , yang menyediakan rendang yang siap disantap, tidak hanya itu dengan bahan-bahan pilihan, rendang ini diolah, sehingga rasanya sangat lezat, dan daging yang juga empuk. Tidak perlu kuatir akan sisi kebersihan, karena diolah secara higienis, dan juga tanpa bahan pengawet serta MSG, jadi aman di konsumsi oleh semua anggota keluarga, juga cocok buat oleh-oleh buat orang tersayang.

RENDANG
Image result for rendang
Siapa yang tak kenal masakan rendang ? Masakan yang identik dengan masakan Padang ini hampir semua orang suka, dan juga tidak hanya terkenal di Indonesia, tapi sudah di seluruh dunia. Rendang sudah menjadi kuliner khas Indonesia yang terkenal. Lalu bagaimana sejarah rendang padang kuliner khas indonesia yang mendunia ini?
Masakan rendang berasal dari Sumatera, khususnya dari daerah Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan juga hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan menduga, rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16.
Rendang sendiri  memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat,yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
  1. Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari “Niniak Mamak” (para pemimpin Suku adat)
  2. Karambia (kelapa), merupakan lambang “Cadiak Pandai” (kaum Intelektual)
  3. Lado (cabai), merupakan lambang “Alim Ulama” yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
  4. Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap seremoni adat, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.
Rendang adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang kaya. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak. Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat.  Maka tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging. Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging.
Proses memasak ini dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah ‘karamelisasi’. Karena menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang kompleks dan unik khas rempah-rempah Indonesia
Namun, sekarang kita bisa menikmati masakan rendang tanpa harus susah payah mengolah terlebih dahulu, karena sudah banyak yang menjual rendang yang siap disantap. Seperti contohnya hidangan yang disajikan rendang empuk.com , yang menyediakan rendang yang siap disantap, tidak hanya itu dengan bahan-bahan pilihan, rendang ini diolah, sehingga rasanya sangat lezat, dan daging yang juga empuk. Tidak perlu kuatir akan sisi kebersihan, karena diolah secara higienis, dan juga tanpa bahan pengawet serta MSG, jadi aman di konsumsi oleh semua anggota keluarga, juga cocok buat oleh-oleh buat orang tersayang.

SEJARAH SATE

Asal Usul Sate

Asal mula Sate

Sate atau kadangkala ditulis satay atau satai adalah makanan yang terbuat dari potongan daging (ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain) yang dipotong kecil-kecil,dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari bambu, kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu. Sate kemudian disajikan dengan berbagai macam bumbu (bergantung pada variasi resep sate).

Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, tetapi sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya. Versi Jepang disebut yakitori.

Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging bisa dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya, lihat daftar sate.

Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa sambal kecap, sambal kacang, atau yang lainnya. Untuk sate bebek Tambak menu lengkapnya adalah sate, saus bumbu manis kacang tanah atau bumbu pedas (menurut selera) dan irisan tomat serta mentimun. Lalu sate dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah disajikan dengan lontong. Kadang-kadang sate dimakan dengan ketupat.

Diduga sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di Jawa sekitar awal abad ke-19, berdasarkan fakta bahwa sate mulai populer sekitar awal abad ke-19 bersamaan dengan semakin banyaknya pendatang dari Arab ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan Arab.

Jenis Sate
Sate Ayam
Sate Ayam adalah makanan khas Indonesia. Sate Ayam dibuat dari daging Ayam. Pada umumnya sate ayam dimasak dengan cara dipanggang dengan menggunakan arang. Dan disajikan dengan pilihan bumbu kacang atau bumbu kecap.Sate ini biasanya disajikan bersama dengan lontong atau nasi.











Sate Buntel
Sate buntel, adalah sejenis sate yang dibuat dari daging kambing cincang yang dibungkus dengan lemak kambing lalu dibakar. Bumbu sate buntel terutama adalah merica dan kecap manis.

Sate buntel merupakan makanan khas Surakarta
















Sate Kerang
Sate kerang adalah makanan khas Indonesia terutama dari kota Surabaya. Sate kerang dibuat dari daging kerang. Unik bagi sate ini adalah bahwa daging kerang yang digunakan tidak dibakar atau dipanggang seperti layaknya sate lainnya, melainkan direbus. Sate ini biasanya disajikan bersama dengan lontong balap, kecap dan sambal.
Image result for SATE KERANG

Sate Kalong (memakai daging kerbau)
Sate kalong adalah makanan khas Cirebon. Sate ini terbuat dari daging kerbau yang dihaluskan dengan cara ditumbuk. Rasanya manis, hampir seperti dendeng. Disebut Sate Kalong karena, Penjual sate ini hanya keluar pada saat sore hari (seperti kalong yang keluar pada saat matahari hampir tenggelam) dan berjualan sepanjang malam. Ke khas-an penjualnya juga, mereka mengantungkan Genta (klenengan) sapi pada pikulannya. Sehingga bila mereka berjalan akan terdengar bunyi genta sapi itu.
Image result for SATE KALONG

Sate Lalat Terbuat dari daging kambing atau ayam
Sate lalat, atau dalam bahasa Madura biasa disebut sate laler, tidak dibuat dari lalat, melainkan dari daging kambing atau ayam, yang dipotong kecil-kecil sehingga kelihatan seperti lalat. Sate dari Pamekasan, Madura ini dibakar sekadarnya saja, tidak terlalu lama. Namun bumbu kacang dan kecapnya membuat sate ini terasa nikmat.
Sate lalat biasanya dijual per ikat dan seikatnya terdiri dari 25 tusuk.

Asal Usul Sate

Asal mula Sate

Sate atau kadangkala ditulis satay atau satai adalah makanan yang terbuat dari potongan daging (ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain) yang dipotong kecil-kecil,dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari bambu, kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu. Sate kemudian disajikan dengan berbagai macam bumbu (bergantung pada variasi resep sate).

Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, tetapi sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya. Versi Jepang disebut yakitori.

Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging bisa dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya, lihat daftar sate.

Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa sambal kecap, sambal kacang, atau yang lainnya. Untuk sate bebek Tambak menu lengkapnya adalah sate, saus bumbu manis kacang tanah atau bumbu pedas (menurut selera) dan irisan tomat serta mentimun. Lalu sate dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah disajikan dengan lontong. Kadang-kadang sate dimakan dengan ketupat.

Diduga sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di Jawa sekitar awal abad ke-19, berdasarkan fakta bahwa sate mulai populer sekitar awal abad ke-19 bersamaan dengan semakin banyaknya pendatang dari Arab ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan Arab.

Jenis Sate
Sate Ayam
Sate Ayam adalah makanan khas Indonesia. Sate Ayam dibuat dari daging Ayam. Pada umumnya sate ayam dimasak dengan cara dipanggang dengan menggunakan arang. Dan disajikan dengan pilihan bumbu kacang atau bumbu kecap.Sate ini biasanya disajikan bersama dengan lontong atau nasi.











Sate Buntel
Sate buntel, adalah sejenis sate yang dibuat dari daging kambing cincang yang dibungkus dengan lemak kambing lalu dibakar. Bumbu sate buntel terutama adalah merica dan kecap manis.

Sate buntel merupakan makanan khas Surakarta
















Sate Kerang
Sate kerang adalah makanan khas Indonesia terutama dari kota Surabaya. Sate kerang dibuat dari daging kerang. Unik bagi sate ini adalah bahwa daging kerang yang digunakan tidak dibakar atau dipanggang seperti layaknya sate lainnya, melainkan direbus. Sate ini biasanya disajikan bersama dengan lontong balap, kecap dan sambal.
Image result for SATE KERANG

Sate Kalong (memakai daging kerbau)
Sate kalong adalah makanan khas Cirebon. Sate ini terbuat dari daging kerbau yang dihaluskan dengan cara ditumbuk. Rasanya manis, hampir seperti dendeng. Disebut Sate Kalong karena, Penjual sate ini hanya keluar pada saat sore hari (seperti kalong yang keluar pada saat matahari hampir tenggelam) dan berjualan sepanjang malam. Ke khas-an penjualnya juga, mereka mengantungkan Genta (klenengan) sapi pada pikulannya. Sehingga bila mereka berjalan akan terdengar bunyi genta sapi itu.
Image result for SATE KALONG

Sate Lalat Terbuat dari daging kambing atau ayam
Sate lalat, atau dalam bahasa Madura biasa disebut sate laler, tidak dibuat dari lalat, melainkan dari daging kambing atau ayam, yang dipotong kecil-kecil sehingga kelihatan seperti lalat. Sate dari Pamekasan, Madura ini dibakar sekadarnya saja, tidak terlalu lama. Namun bumbu kacang dan kecapnya membuat sate ini terasa nikmat.
Sate lalat biasanya dijual per ikat dan seikatnya terdiri dari 25 tusuk.

SEJARAH GUDEG

SEJARAH DI BALIK KETENARAN GUDEG

Related image

MAKANANtradisional memiliki potensi yang begitu besar dan penting, keberadaannya bisa dijadikan senjata untuk bangkit membangun bangsa.
"Makanan tradisional berperan penting dalam ketahanan dan kemandirian pangan. Semua jenis makanan tradisional dibuat dengan potensi lokal, tidak mungkin dibuat menggunakan bahan baku impor," ujar Murdijati Gardjito, seorang profesor yang menjabat sebagai peneliti di Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT), Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM.
Meskipun memiliki potensi begitu besar, masih banyak yang menganggap makanan tradisional dengan sebelah mata. Banyak di antara masyarakat yang tidak mengetahui sejarah keberadaan makanan tradisional termasuk gudeg.

Sebagian besar orang hanya mengetahui gudeg berasal dari Yogyakarta. Sejatinya gudeg mengalami perjalanan sejarah yang panjang sebelum menjadi ikon kuliner Yogyakarta.
Diungkapkan Murdijati Gardjito yang telah menerbitkan sebuah buku berjudul "Gudeg Yogyakarta", sejarah gudeg di Yogyakarta dimulai bersamaan dengan dibangunnya kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok yang ada di daerah Kotagede pada sekitar tahun 1500-an.

"Saat pembangunan kerajaan Mataram di alas Mentaok, banyak pohon yang ditebang, dan di antaranya adalah pohon nangka, kelapa, dan tangkil atau melinjo," jelasnya.
Karena banyaknya buah nangka muda (gori), kelapa, dan daun tangkil (melinjo), akhrinya mendorong para pekerja untuk membuat makanan dari bahan-bahan tersebut. Untuk memenuhi makan para pekerja yang jumlahnya begitu besar, nangka muda yang dimasak jumlahnya juga sangat banyak.

Bahkan untuk mengaduknya atau dalam bahasa Jawa disebut hangudek harus menggunakan alat menyerupai dayung perahu. Dari proses mengaduk (hangudeg) ini makananan yang diciptakan dari nangka muda ini disebut gudeg.
Selain itu, gudeg juga tercatat dalam karya sastra Jawa Serat Centhini. Diceritakan di dalamnya, pada tahun 1600-an Raden Mas Cebolang tengah singgah di pedepokan Pengeran Tembayat yang saat ini berada di wilayah Klaten.
Di sana Pengeran Tembayat menjamu tamunya yang bernama Ki Anom dengan beragam makanan dan salah satunya adalah gudeg.
Gudeg sejatinya bukanlah makanan yang berasal dari lingkungan kerajaan, melainkan dari masyarakat. Meskipun demikian, untuk menjadi makanan tradisional yang setenar saat ini, perlu proses yang panjang.
Murdijati Gardjito mengungkapkan karena gudeg perlu waktu memasak yang lama, pada awal abad 19 di Yogyakarta sendiri belum begitu banyak orang berjualan gudeg.
"Saking istimewanya, karena proses memasaknya yang lama dan pada waktu itu belum banyak yang berjualan, gudeg sering dijadikan makanan nadzar, atau wujud rasa sukur. Seperti jika anak sedang sakit, akan diajak makan gudeg jika nanti telah sembuh," cerita Murdijati Gardjito.
Tribun Jogja/Hamim ThohariGudeg manggar
Kemudian pada tahun 1940-an bersamaan dengan ide Presiden Soekarno membangun universitas di Yogyakarta (UGM), gudeg mulai berkembang dan banyak dikenal masyarakat. Dari sinilah gudeg kering juga mulai hadir.
Keinginan para mahasiswa luar daerah yang ingin menjadikan gudeg sebagai oleh-oleh menghadirkan gudeg kering yang dimasak di dalam kendil agar lebih tahan lama.
Pembangunan kampus UGM di daerah Bulaksumur, juga memunculkan kampung sentra gudeg Mbarek yang berdekatan.
"Karena banyaknya mahasiswa UGM dan mereka perlu makan, maka hadir kampung Mbarek yang di sana banyak penjual gudeg. Keberadaan kampung ini semakin membuat gudeg kering berkembang dengan baik," ungkap Murdijati Gardjito.

Seiring dengan berjalannya waktu, sektor wisata juga semakin berkembang. Hal ini melatarbelakangi pemerintah untuk mengkontruksi sentra gudeg baru, yang berada di Wijilan sekitar tahun 1970-an.
Hingga saat ini gudeg telah menjadi ikon kuliner Yogyakarta, keberadaanya mudah ditemukan di setiap sudut kota Pelajar ini. Gudeg pun telah berkembang dengan baragam varian.
Jenis Gudeg
Secara umum gudeg terbagi dalam dua jenis, yakni gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah adalah gudeg yang proses pengolahannya hanya sampai perebusan sehingga masih berair. Penyajiannya pun menggunakan kuah santan.
Sedang jenis gudeg basah masih harus ada pengolahan lanjutan setelah didapat gudeg basah. Proses lanjutannya berupa penumisan sehingga menjadi kering. Biasanya gudeg ini disajikan dengan beragam lauk, mulai dari tahu-tempe, telur, dan ayam. Tidak ketinggalan juga sambal goreng krecek.
Berdasarkan bahan baku, ada beberapa jenis gudeg. Gudeg gori adalah gudeg yang paling banyak dijumpai, selain itu ada juga gudeg manggar atau bunga kelapa, dan gudeg rebung.
Untuk kedua jenis gudeg terakhir ini tidak banyak yang menjualnya. Di daerah Bantul masih ada beberapa warung makan yang menyediakannya. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

SUMBER: 
http://travel.kompas.com/read/2016/03/06/070000027/Sejarah.di.Balik.Ketenaran.Gudeg.
SEJARAH DI BALIK KETENARAN GUDEG

Related image

MAKANANtradisional memiliki potensi yang begitu besar dan penting, keberadaannya bisa dijadikan senjata untuk bangkit membangun bangsa.
"Makanan tradisional berperan penting dalam ketahanan dan kemandirian pangan. Semua jenis makanan tradisional dibuat dengan potensi lokal, tidak mungkin dibuat menggunakan bahan baku impor," ujar Murdijati Gardjito, seorang profesor yang menjabat sebagai peneliti di Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT), Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM.
Meskipun memiliki potensi begitu besar, masih banyak yang menganggap makanan tradisional dengan sebelah mata. Banyak di antara masyarakat yang tidak mengetahui sejarah keberadaan makanan tradisional termasuk gudeg.

Sebagian besar orang hanya mengetahui gudeg berasal dari Yogyakarta. Sejatinya gudeg mengalami perjalanan sejarah yang panjang sebelum menjadi ikon kuliner Yogyakarta.
Diungkapkan Murdijati Gardjito yang telah menerbitkan sebuah buku berjudul "Gudeg Yogyakarta", sejarah gudeg di Yogyakarta dimulai bersamaan dengan dibangunnya kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok yang ada di daerah Kotagede pada sekitar tahun 1500-an.

"Saat pembangunan kerajaan Mataram di alas Mentaok, banyak pohon yang ditebang, dan di antaranya adalah pohon nangka, kelapa, dan tangkil atau melinjo," jelasnya.
Karena banyaknya buah nangka muda (gori), kelapa, dan daun tangkil (melinjo), akhrinya mendorong para pekerja untuk membuat makanan dari bahan-bahan tersebut. Untuk memenuhi makan para pekerja yang jumlahnya begitu besar, nangka muda yang dimasak jumlahnya juga sangat banyak.

Bahkan untuk mengaduknya atau dalam bahasa Jawa disebut hangudek harus menggunakan alat menyerupai dayung perahu. Dari proses mengaduk (hangudeg) ini makananan yang diciptakan dari nangka muda ini disebut gudeg.
Selain itu, gudeg juga tercatat dalam karya sastra Jawa Serat Centhini. Diceritakan di dalamnya, pada tahun 1600-an Raden Mas Cebolang tengah singgah di pedepokan Pengeran Tembayat yang saat ini berada di wilayah Klaten.
Di sana Pengeran Tembayat menjamu tamunya yang bernama Ki Anom dengan beragam makanan dan salah satunya adalah gudeg.
Gudeg sejatinya bukanlah makanan yang berasal dari lingkungan kerajaan, melainkan dari masyarakat. Meskipun demikian, untuk menjadi makanan tradisional yang setenar saat ini, perlu proses yang panjang.
Murdijati Gardjito mengungkapkan karena gudeg perlu waktu memasak yang lama, pada awal abad 19 di Yogyakarta sendiri belum begitu banyak orang berjualan gudeg.
"Saking istimewanya, karena proses memasaknya yang lama dan pada waktu itu belum banyak yang berjualan, gudeg sering dijadikan makanan nadzar, atau wujud rasa sukur. Seperti jika anak sedang sakit, akan diajak makan gudeg jika nanti telah sembuh," cerita Murdijati Gardjito.
Tribun Jogja/Hamim ThohariGudeg manggar
Kemudian pada tahun 1940-an bersamaan dengan ide Presiden Soekarno membangun universitas di Yogyakarta (UGM), gudeg mulai berkembang dan banyak dikenal masyarakat. Dari sinilah gudeg kering juga mulai hadir.
Keinginan para mahasiswa luar daerah yang ingin menjadikan gudeg sebagai oleh-oleh menghadirkan gudeg kering yang dimasak di dalam kendil agar lebih tahan lama.
Pembangunan kampus UGM di daerah Bulaksumur, juga memunculkan kampung sentra gudeg Mbarek yang berdekatan.
"Karena banyaknya mahasiswa UGM dan mereka perlu makan, maka hadir kampung Mbarek yang di sana banyak penjual gudeg. Keberadaan kampung ini semakin membuat gudeg kering berkembang dengan baik," ungkap Murdijati Gardjito.

Seiring dengan berjalannya waktu, sektor wisata juga semakin berkembang. Hal ini melatarbelakangi pemerintah untuk mengkontruksi sentra gudeg baru, yang berada di Wijilan sekitar tahun 1970-an.
Hingga saat ini gudeg telah menjadi ikon kuliner Yogyakarta, keberadaanya mudah ditemukan di setiap sudut kota Pelajar ini. Gudeg pun telah berkembang dengan baragam varian.
Jenis Gudeg
Secara umum gudeg terbagi dalam dua jenis, yakni gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah adalah gudeg yang proses pengolahannya hanya sampai perebusan sehingga masih berair. Penyajiannya pun menggunakan kuah santan.
Sedang jenis gudeg basah masih harus ada pengolahan lanjutan setelah didapat gudeg basah. Proses lanjutannya berupa penumisan sehingga menjadi kering. Biasanya gudeg ini disajikan dengan beragam lauk, mulai dari tahu-tempe, telur, dan ayam. Tidak ketinggalan juga sambal goreng krecek.
Berdasarkan bahan baku, ada beberapa jenis gudeg. Gudeg gori adalah gudeg yang paling banyak dijumpai, selain itu ada juga gudeg manggar atau bunga kelapa, dan gudeg rebung.
Untuk kedua jenis gudeg terakhir ini tidak banyak yang menjualnya. Di daerah Bantul masih ada beberapa warung makan yang menyediakannya. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

SUMBER: 
http://travel.kompas.com/read/2016/03/06/070000027/Sejarah.di.Balik.Ketenaran.Gudeg.
 
paulina inggriani Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template